Monday, August 18, 2014

I miss my gay friend

You cant say you understand until you live with it
well, mungkin dahulu aku mendalami hal mengenai Gay karena berhubungan dengan skripsi/tugas kuliah
Jadinya aku tidak memiliki hubungan persahabatan yang mendalam dengan para gay.
Aku memandang mereka dari sudut perkuliahan saja, apa yang kubaca,siapa yang telah kuwawancara, apa yang kutonton, itu saja yang menjadi andalanku untuk bersikap terhadap para gay.
Tetapi ketika akhirnya aku memiliki kesempatan memiliki sahabat seorang Gay, semua itu berubah, yah tidak jauh berubah, karena memang dari awal aku tidak memandang miring atau negatif terhadap para gay.
Meskipun agamaku (mungkin agama lain juga) memandang negatif para homoseksual, aku memutuskan untuk tidak mencampuradukkan Psikologi dengan Agama, mereka makhluk sosial, mereka punya jiwa, mereka memiliki hati dan perasaan.
Aku pun bahagia akhirnya memiliki sahabat seorang Gay, aku bangga dengan dirinya, dengan kehidupan yang telah ia lalui, sama seperti pria2 yang kebanyakan memiliki masa kecil yang kurang menyenangkan, hingga dewasa pun ia merasa dibedakan.
Mungkin aku sedikit tidak setuju dengan kehidupan seksualnya, tetapi itulah pilihan hidupnya dan aku menghormatinya.
Tetapi sayangnya sekarang kami terpisah kota, aku yang sekarang kembali ke Jakarta sudah tidak bisa lagi nongkrong,ngobrol,centil2an bersama,hehehehe, tapi syukurlah sesekali kami berkomunikasi lewat messenger.
Kehidupan mereka sama seperti kita, mereka butuh diperhatikan, mereka butuh empati, dan terutama mereka orang-orang yang gigih dalam memperjuangkan apa yang diimpikan (a bit jealous with their integrity sih)
Sahabatku ini mengatakan dia tidak akan menikah, dia menyadari bahwa negara kami tidak akan mengakui para homoseksual, itulah pilihan hidupnya dan aku menghargainya.
Huuuu aku jadi kangen, kangen masa-masa kami keluar dan ngobrol di kafe hingga larut malam, aku seringkali tertawa mendengar kisahnya.
Semoga kamu selalu memiliki hidup yang bahagia ya dek....