Saturday, May 18, 2013

Kenapa Harus Marah?

Sesabar-sabarnya seseorang terhadap sesuatu hal, ada kalanya memiliki batas. Coba diingat apakah kita pernah merasa tidak marah terhadap sesuatu hal?
Rasanya mustahil seseorang tidak pernah merasa marah, bahkan mungkin dalam sehari bisa lebih dari satu kali kita marah-marah. Nah, apakah setelah kita marah-marah, kita merasa lega? Tenang? Masalah terselesaikan?

Saya membaca dalam satu artikel di majalah lokal, bahwa ada mitos yang salah untuk menghalalkan kemarahan seseorang :
1. Lebih baik kita mengeluarkan amarah ketimbang menahannya, karena jika ditahan akan menimbulkan penyakit (heh?)
2. Dengan marah maka membuat orang lain pasti merasa lebih segan untuk melawan kehendak kita (segan atau takut?)
3. Marah, menyerang, dan mengintimidasi dapat membantu mendapatkan rasa hormat dari orang lain
Dari mitos-mitos tersebut, mungkin berlaku apabila kita ingin menjadi preman. Apabila hal ini yang diterapkan dalam kehidupan kita dengan bersikap garang dan selalu marah, mungkin orang akan takut dengan kita, tetapi tidak akan menghargai kita.
Memang tidak baik apabila kita memendam kemarahan kita, hal tersebut bisa memunculkan pribadi yang sinis, memusuhi, serta memiliki kecenderungan untuk menjatuhkan orang lain. Itu sebabnya, saya menyimpulkan bahwa tidak ada orang yang mampu memendam kemarahan terlalu lama. Apabila kemarahan tersebut sudah diluar kendali, kita memerlukan anger management.

Menurut seorang psikolog Jerry Deffenbacher,seperti yang baca dalam artikel tersebut, kadar kemarahan yang dimiliki seseorang itu masing-masing berbeda. Beberapa orang memiliki kebiasaan marah dikarenakan adanya latar belakang keluarga yang kurang terampil untuk mengajarkan pola berkomunikasi yang baik, serta ada juga pengaruh dari sosiokultural.
Kemarahan sebenarnya merupakan respon alami terhadap ancaman dan membuat seseorang berusaha melakukan pertahanan diri. Tapi kemarahan tersebut dapat kita tekan melalui alam bawah sadar kita.

Ada beberapa cara untuk menekan keinginan untuk ‘meledak’ marah :
1. Bernafas teratur, guna mendapatkan udara segar ke paru-paru. Tubuh yang santai dapat membantu menenangkan diri serta menetralkan ketegangan
2. Memecahkan masalah. Terkadang kemarahan dan frustasi disebabkan oleh masalah yang tak terhindarkan dalam kehidupan kita. Oleh sebab itu,kita harus tahu bagaimana cara menangani dan menghadapi masalah tersebut. Bukan amarah yang lebih dahulu dikedepankan, tetapi lebih kepada mencari solusi dari masalah yang dihadapi.
3. Berlatih komunikasi. Orang yang marah cenderung menarik kesimpulan yang tidak akurat. Oleh karena itu, jika sedang emosi, sebaiknya jangan mengatakan hal pertama yang muncul di kepala kita, tetapi berpikirlah lebih hati-hati tentang apa yang ingin kita katakan.
4. Menggunakan humor. Hal ini dapat membantu meredakan kemarahan dan situasi tegang. Penggunaan humor ini bukan untuk maksud meledek atau menertawai orang lain, tetapi gunakanlah humor untuk membantu diri lebih rileks
5. Mengubah lingkungan. Tanpa kita sadari, terkadang sumber kemarahan adalah lingkungan sekitar. Masalah dan tanggung jawab membebani diri kita sehingga seolah membuat kita terperangkap. Beristirahatlah dan pastikan untuk memanfaatkan “waktu pribadi” untuk melepaskan stress
6. Bila sedang marah, cobalah mengganti pikiran-pikiran kita dengan yang lebih rasional, bukan yang dramatis

Untuk menguasai amarah kita memang membutuhkan kerja keras yang tidak instan. Jika kita mau berlatih setahap demi setahap,keuntungannya adalah kita mampu mengendalikan diri dan semakin ahli dalam berekspresi sesuai dengan situasi dan kondisi yang dibutuhkan.
Emosi yang stabil akan membantuk untuk membangun hubungan yang lebih baik, dikehidupan sehari-hari, maupun dalam karir.

No comments: